Selasa, 27 Januari 2009

Telaga


Aku ingin menyusup ke dalam matamu, mencari dan ingin terus mencari, perlahan, pelan dan ingin terus masuk, aku menyingkap bulu-bulu penasaran, ku buka sedikit demi sedikit bulu-bulu itu, tak ku temukan apa-apa, tapi aku tak ingin putus arang, ku terobos kornea matamu dalam-dalam, di persemayaman itu, hanya nampak sekelebat bayang yang berlari, seakan menyuruhku untuk mengikutinya. Aku mengangguk saja, sontak ku ikuti saja bayang itu, hingga jauh ke dalam, tapi bayang itu hilang dibalik danau yang menyimpan telaga di matamu itu sayaang.

Oooh, aku baru tau sekarang, ternyata ada telaga yang tersimpan di matamu, yang membuat tatapanmu teduh. Hingga terus menarikku untuk terus menyelaminya sampai dalam-sedalamnya.

Ingin melihat isi apa yang ada dalam danau itu, mutiara, emas atau batu-batu kecil yang mempercantik kedelaman dan keteduhan telaga itu. Di matamu sayang sungguh ada telaga. Gemercik biru airnya, ketenangan dananuya sungguh sangat memikat. Ya. Engkau adalah karya surga dari mata seorang hawa.

Senin, 19 Januari 2009

Entah


Saat aku terhempas nanti, ku ingin parasmu yang terekam, ku ingin suaramu yang mengantarkanku menuntun menyebut nama-Nya. Kalau boleh dibilang ceruk yang ada dalam dirimu begitu absurd, aku tidak tau, kau hadir dari makhluk mana dan bisa meruang mewaktu ke mana saja, menghantui segala lini, tidak hanya pikir tapi hati. Kapanpun dan dimanapun. Engkau memang entah sayaaang!!
Ah… rasanya ingin mengaduh saja, benarkah yang saya rasakan sama juga kau merasakannya. Apakah diriku juga hadir dan mengada seperti sifat menghantuimu.
Aku dah kangen lagi sayang….!!!!!
Taukah sayang, rasanya jika kau tidak sms seharian, rasanya bumi ini seakan kemarau sepanjang masa. Meskipun kau hanya bilang "hai", "mas", "dah makan belum", "lagi ngapain". Tapi bagiku dua atau tiga patah kata tersebuat bagai oase ditengah dahaga kesunyian, memecah sendi-sendi kebekuan hati yang terjerat mungkin oleh rasa kangen. Kangen yang entah sayaang.
Aku pernah membayangkan, pada suatu hari nanti, ada sebuah lanskap dimana aku setiap bangun tidur, sebelum telinga ini mendengar apapun, mata ini melihat apapun, hidung ini merasakan dan mencium apapun, biarlah suaramu, wajahmu dan khas baumu dulu yang menyambut saat mulai aku terjaga. Begitu juga saat aku mulai terlelap sayaang. Semoga!!

Jumat, 16 Januari 2009

Jenuh



Setiap hari, bangun tidur, baca Koran sebentar, mandi, berangkat kerja, dikantor duduk di depan komputer, ngetik-2 sampai sore, pulang, mandi, bersendau gurau, tidur.
Ah singkat amat yaa hari-hariku. mana tidak ada tantangannya lagi!

Kapan ibadahnya, kapan baca bukunya, kapan pacarannya, kapan waktu untuk sosialnya……! Oh… kota memang mengajarkanku untuk menjadi semakin sepi.